Lapas Banyuwangi Gelar Tes Awal Membaca Al-Qur’an Bagi WBP dengan Metode Pembelajaran Yanbu’a

oleh -994 Dilihat

BANYUWANGI – Pembinaan pembelajaran membaca Al-Qur’an dengan metode Yanbu’a terus digencarkan oleh jajaran Lapas Banyuwagi. Kali ini, Warga Binaan Pemasyaratan (WBP) dites kemampuannya dalam membaca Al-Qur’an, Rabu (1/2).

Kegiatan yang berlangsung di Aula Sahardjo itu didampingi langsung oleh jajaran pembinaan Lapas Banyuwangi yang dibantu oleh perwakilan dari Lajnah Murorobah Yanbu’a.

Lebih dari seratus orang WBP mengikuti kegiatan tes tersebut. “Ada 102 orang WBP yang mengikuti kegiatan tes awal kali ini,” terang Kalapas Banyuwangi Wahyu Indarto saat membuka kegiatan.

Baca Juga :  Lapas Bukittinggi ikut serta meriahkan PEDATI 2023

Kegiatan tes awal itu juga melibatkan warga binaan sebagai pihak yang menguji, yang mana warga binaan tersebut sebelumya telah dibekali metodologi Yanbu’a.

“Sekitar 17 orang warga binaan juga kami libatkan untuk menguji warga binaan yang lain, tentunya 17 orang tersebut telah dibekali dan diajari metodologi Yanbu’a,” imbuhnya.

Lebih lanjut Wahyu menyebut kegiatan tes awal itu digelar dalam rangka monitoring dan evaluasi yang akan dijadikan dasar untuk mengetahui sejauh mana perkembangan para WBP yang tergabung dalam santri Pondok Pesantren At-Taubah dalam membaca Al-Qur’an.

Baca Juga :  Lapas Bukittinggi mengikuti IRWIL BERISI   

“Hasilnya nanti akan dijadikan sebagai pedoman untuk perbaikan dan peningkatan metode pembelajaran,” katanya.

Bagi WBP yang memperoleh hasil kurang memuaskan, masih kata Wahyu, akan terus dilakukan pembinaan sampai bisa memperoleh hasil yang maksimal.

“Tentu kegiatan pembelajaran ini akan kami lakukan dengan maksimal, sehingga seluruh santri dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar,” ujarnya.

Sementara itu, perwakilan dari Lajnah Murorobah Yanbu’a Ustad Hilman Fatroni mengatakan pada tes awal tersebut WBP dituntut untuk membaca Al-Qur’an dengan tegas.

Baca Juga :  Rutan Kelas IIB Banda Aceh saluran Bantuan Melalui Kegiatan Bakti Sosial, Karutan : Sebagai Wujud Dari Kepedulian Atau Rasa Kemanusiaan Terhadap Sesama

“Sehingga lebih mudah mengetahui kemampuan membaca dari para santri,” pungkas Hilman.

No More Posts Available.

No more pages to load.